TEKNIS BUDIDAYA KENTANG DENGAN NASA
Wednesday, 8 November 2017
0
comments
BUDIDAYA KENTANG ( Solanum tuberosum L.)
PT. NATURAL NUSANTARA
I. PENDAHULUAN
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya meningkatkan produksi kentang nasional secara kuantitas, kualitas, dan tetap berdasarkan kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
2.1. Iklim
==> Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 derajat celsius, kelembapan 80-90% dan ketinggian antara 1000-3000 mdpl.
2.2. Media Tanam
==> Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdraenase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
==> Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varietas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai gererasi keempat saja. Setelah tunas kurang lebih 2 cm, siap ditanam.
Bila bibitbmembeli (usahakan bibit yang bersertifikat). berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/liter air).
3.2. Pengolahan Media Tanam
==> Lahan dibajak sedalam n30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman) /140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Natural GLIO yang sudah terlebih dulu dikembangbiakan dalam pupuk kandang kurang lebih 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pemupukan Dasar Tanaman Kentang
- Pupuk anorganik berupa Urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCI (75 kg/ha).
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secukupnya secara merata diatas bedengan, dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA dengan cara :
- Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk . Kemudian setiap 50 liter air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- Alternatif 2: Setiap 1 gembor vol 10 liter diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram 10 m bedengan.
- Penyiraman POC NASA/SUPERNASA dilakukan sebelum pemberian pupuk kandang.
- Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam.
3.3.2. Cara Penanaman
==> Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cmx 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit kurang lebih 1300-1700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).
3.4.Pemeliharaaqn Tanaman
3.4.1. Penyulaman
==> Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.
3.4.2.Penyiangan
==> Penyiangan dilakukan minimal 2 kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum /bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
3.4.3. Pemangkasan Bunga
==> Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
3.4.4. Pemupukan Susulan
a. Pupuk Makro
Urea/ZA : 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36 : 21 hst 250 kg/ha.
KCl : 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC NASA : mulai umur 1 minggu sampai dengan 10 atau 11 minggu.
c. HORMONIK
==> Penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau kurang lebih 2-3 botol/drum 200 lt air.).
3.4.5. Pengairan
==> Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan digembor , power sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala : ulat menyerang daun hingga habis daunnya .
Pengendalian :
(1). Memangkas daun yang telah ditempelin telur
(2). Penyemprotan Natural VITURA
(3). Sanitasi lingkungan
Kutu Daun (Aphys sp.)
Gejala : kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman , juga dapat menularkan virus.
Pengendalian : memotong dan membakar daun yang twrinfeksi, serta penyemprotan PESTONA atau BVR
Orong-orong (Gryllotalpa sp).
Gejala : menyerang umbi dikebun, akar, tunas muda, dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
Pengendalian : Pengocoran PESTONA.
Hama penggerak umbi (phtorimae oerculella Zael)
Gejala : daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena bagian umbi telah dimakan.
Pengendalian : pengocoran PESTONA
Hama trip (Thrips tabaci)
Gejala : Pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda.
Pengendalian :
(1) memangkas bagian daun yang terserang
(2) menggunakan PESTONA atau BVR.
3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab : jamur Phytopthora infestans. Gejala : timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan spongarium dan daun membusuk atau mati. Pengendalian : sanitasi kebun. Pencegahan : penggunaan Natural GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit layu bakteri
Penyebab : bakteri pseudomonas solanacearum. Gejala : beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian : sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Penjegahan dengan penggunaan Natural GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit busuk umbi
Penyebab : jamur Colleotrichum coccodes. Gejala : daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. infeksi akan menyebabkan daun dan umbi muda busuk . Pengendalian : pergiliran tanaman, sanitasi kebun, dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan : penggunaan Natural GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit Fusarium
Penyebab : jamur fusarium sp. Gejala : busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang digudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendlian : menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab : jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakitdan berkembang didaerah kering. Gejela : daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian : pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural GLIO sebelum atau awal tanam.
PENYAKIT KARENA VIRUS
Virus yang menyerang adalah :
Catatan :
Jika pengendalian hama penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan . Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810 , Dosis kurang lebih 5 ml (setengah tutup)/tangki.
3.6. PANEN
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit, batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digisok dengan jari.
3.4.1. Penyulaman
==> Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.
3.4.2.Penyiangan
==> Penyiangan dilakukan minimal 2 kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum /bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
3.4.3. Pemangkasan Bunga
==> Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
3.4.4. Pemupukan Susulan
a. Pupuk Makro
Urea/ZA : 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36 : 21 hst 250 kg/ha.
KCl : 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC NASA : mulai umur 1 minggu sampai dengan 10 atau 11 minggu.
- Alternatif 1 : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1 botol (500 cc)/drum 200 lt air.
- Alternatif 2 : 5-6 kali (interval 2 minggu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750 cc)/drum 200 lt air.
c. HORMONIK
==> Penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau kurang lebih 2-3 botol/drum 200 lt air.).
3.4.5. Pengairan
==> Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan digembor , power sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala : ulat menyerang daun hingga habis daunnya .
Pengendalian :
(1). Memangkas daun yang telah ditempelin telur
(2). Penyemprotan Natural VITURA
(3). Sanitasi lingkungan
Kutu Daun (Aphys sp.)
Gejala : kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman , juga dapat menularkan virus.
Pengendalian : memotong dan membakar daun yang twrinfeksi, serta penyemprotan PESTONA atau BVR
Orong-orong (Gryllotalpa sp).
Gejala : menyerang umbi dikebun, akar, tunas muda, dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
Pengendalian : Pengocoran PESTONA.
Hama penggerak umbi (phtorimae oerculella Zael)
Gejala : daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena bagian umbi telah dimakan.
Pengendalian : pengocoran PESTONA
Hama trip (Thrips tabaci)
Gejala : Pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda.
Pengendalian :
(1) memangkas bagian daun yang terserang
(2) menggunakan PESTONA atau BVR.
3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab : jamur Phytopthora infestans. Gejala : timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan spongarium dan daun membusuk atau mati. Pengendalian : sanitasi kebun. Pencegahan : penggunaan Natural GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit layu bakteri
Penyebab : bakteri pseudomonas solanacearum. Gejala : beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian : sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Penjegahan dengan penggunaan Natural GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit busuk umbi
Penyebab : jamur Colleotrichum coccodes. Gejala : daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. infeksi akan menyebabkan daun dan umbi muda busuk . Pengendalian : pergiliran tanaman, sanitasi kebun, dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan : penggunaan Natural GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit Fusarium
Penyebab : jamur fusarium sp. Gejala : busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang digudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendlian : menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural GLIO pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab : jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakitdan berkembang didaerah kering. Gejela : daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian : pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural GLIO sebelum atau awal tanam.
PENYAKIT KARENA VIRUS
Virus yang menyerang adalah :
- Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulun
- Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun
- Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal
- Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak
- Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung
- Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas
Gejala :
==> Akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil atau tidak menghasilkan sama sekali, daun menguning dan jaringan mati.
Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu, Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, Kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda.
Pengendalian :
==> Tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan PESTONA dan natural BVR dan melakukan pergiliran tanaman.
Catatan :
Jika pengendalian hama penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan . Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810 , Dosis kurang lebih 5 ml (setengah tutup)/tangki.
3.6. PANEN
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit, batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digisok dengan jari.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TEKNIS BUDIDAYA KENTANG DENGAN NASA
Ditulis oleh HARTINI NASA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://griya-nasa.blogspot.com/2017/11/teknis-budidaya-kentang-dengan-nasa.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh HARTINI NASA
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment