PETUNJUK BUDIDAYA AYAM PEDAGING
Saturday, 28 October 2017
0
comments
PETUNJUK BUDIDAYA AYAM PEDAGING
Distributor NASA N-388431
Stockist H-1339
Suhartini (Hartini Nasa)
0857-5692-2292
I. PendahuluanAyam pedaging (broiler) ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu peningkatan produktifitas, kuantitas, kualitas, dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).
II. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk(bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih.
III. Kondisi Teknis yang Ideal
- Lokasi kandang : Kandang yang ideal terletak jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
- Pergantian udara dalam kandang. : Ayam bernafas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
- Suhu udara dalam kandang. : Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur ( hari )
|
Suhu (0 C )
|
Umur ( hari )
|
Suhu ( 0C )
|
01 – 07
|
34 – 32
|
22 – 28
|
24 – 23
|
08 – 14
|
29 – 27
|
29 – 35
|
23 – 21
|
15 – 21
|
26 – 25
|
4. Kemudahan mendapatkan sarana produksi . : Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poulrty shop atau toko sarana peternakan.
IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor /M2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stres , pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
4.2. Pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan, pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein ,lemak , vitamin dan mineral sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain /ADG ) tinggi. pemberian pakan dengan sistem ad libitum ( selalu tersedia / tidak dibatasi ).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuakan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1-20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20%. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1-2cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1cc/liter air minum/ hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio).Cara penghitungannya adalah jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.
Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125kg, maka FCR-nya adalah
Berat total ayam hasil panen =
1000x2=2000kg
FCR=3125:2000=1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR resebut.
4.3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ketubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND srain BI dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan/air minum.
4.4. Teknis Pemeliharaan
- Minggu pertama (hari ke1-7). Kutuk /DOC dipindahkan keindukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis kurang lebih 1-2cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis kurang lebih 1 cc/liter air minum /hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13gr atau 1,3kg untuk 100ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
- Mulai hari ke 2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1-2cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
- Minggu kedua (hari ke 8-14) : Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
- Minggu ketiga ( hari ke 15-21 ). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus hingga akan minum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
- Minggu keempat (hari ke 22-28 ). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat, pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam.Pertumbuhan yang normal.mempunyai berat badan minimal 1,25kg. Kebutuhan pakan adalah 65gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan tehadap penyakit.
- Minggu kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88gr per ekor, atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8-2kg. Dengan bobot tersebut ayam sudah dapat dipanen.
- Minggu keenam (hari ke 36-42). Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25kg.
4.5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
- Tetelo (Newcastle Disease/ND) : disebabkan virus Paramyxo yang bersifat mengumpulkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1-2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir ayam berputar-putar dan akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam yang lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang cepat kering.
- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD). ; Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran, dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gomboro.
- Penyakit Ngogrok (Chronic Respiratory Disease) : Merupakan saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mykoplasma galliseptucum. Gejala yang nampak ialah ayam sering bersin, dan ingus keluar lewat hidung dan ngogrok saat bernafas, pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai , mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-putihan, penularan melalui pernafasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dilakukan dengan pengobatan yang sesuai.
- Berak Kapur (Pullorum). Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare, mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella Pullorum. Kematian dapat terjadi pada hari ke 4 setelah infeksi, penularan melalui kotoran pengobatan belum dapat memberi hasil yang memuaskan , yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
- Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
- Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine, Phenylalane,Threonine, Thriptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh.
- Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A,D,E,K,C,dan B kompleks untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran didinding dan lantai kandang. Utuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dillkukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal 10 hari sebelum bididaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PETUNJUK BUDIDAYA AYAM PEDAGING
Ditulis oleh HARTINI NASA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://griya-nasa.blogspot.com/2017/10/petunjuk-budidaya-ayam-pedaging.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh HARTINI NASA
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment