Teknis Budidaya Udang Dengan Produk NASA

Posted by HARTINI NASA Friday 29 September 2017 0 comments
TEKNIS BUDIDAYA UDANG
Udang merupakan komoditas yang penting dalam dunia perikanan, karena nilai ekonominya yang tinggi. Ada dua jenis udang yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu : udang windu (Penaeus Monodom ) dan udang venemei (Lithopenaeus vennamei).


PT. NATURAL NUSANTARA sejak tahun 2002 telah mempunyai paket teknologi  organik (ramah lingkungan ) yang memenuhi aspek K-3 (Kuantitas, Kualitas, dan Kelestarian ) untuk meningkatkan produtivitas sekaligus melestarikan kawasan budidaya tambak udang. Teknologi NASA tersebut berupa pupuk TAMBAK ORGANIK NUSANTARA (TON) suplemen nutrisi VITERNA, POC NASA dan HORMONIK serta Probiotik TANGGUH.

Berikut ini adalah beberapa hal teknis yang perlu diperhatikan dalam budidaya udang :

1. Lokasi lahan.
lokasi lahan yang baik untuk budidaya udang adalah daerah pantai dengan tanah bertektur liat atau liat berpasir yang mampu menahan air dan tidak mudah pecah.Ada air payau dengan sanilitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26-30 celsius dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya. Mempunyai saluran masuk inlet dan saluran air keluar /outlet yang terpisah. Mudah mendapat sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk, bat-obatan dall. Pada tambak yang intebsif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau generator sendiri

2. Berdasarkan intensitas dan padat tebarnya, budidaya udang dibedakan menjadi :
  • Tambak tradisional dengan ciri biasanya dilahan oasang surut yang umumnya berupa rawa bakau, ukuran dan betuk petakan tidak beratur, belum menggunakan pupuk dan obat-obatan dan program pakan tidak teratur dan pada tebar rendah 
  • Tambak semi intensif dengan ciri lokasi tambak dengan daerah terbuka, bentuk petakan teratur tetapi masih berupa petakan yang luas,(1-3 ha /petekan ), padat penebaran masih rendah, penggunaan pakan buatan masih sedikit.
  • Tambak Intensif  dengan ciri lokasi didaerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran petakan dibuat kecil (kurang dari 1ha), padat tebar tinggi, sudah menggunakan kincir, pupuk serta program pakan yang baik.
PENGOLAHAN LAHAN 

Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, sekaligus menjaga kelestarian budidaya, wajib hukumnya dilakukan pengolahan lahan yang meliputi : 
  • Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udan, dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut harus dikeluarkan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.
  • Pembalikan tanah . Tanah didasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak ) yang terkait pada partikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit penyakit karena terkena sinar matahari/ ultra violet.
  • Pengapuran. Untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeloit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 500kg/ha atau sesuai kesamaan tanah.
  • Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh bibit penyakit.
  • Perlakuan pupuk TON dan probiotik TANGGUH . Untuk mengembalikan kesuburan  lahan serta  mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa racun, lahan perlu diberi perlakuan TON dosis 2,5 kg per ha dan probiotik TANGGUH dosis 2-3 lt/ha. Caranya masukan sejumlah TON dan probiotik TANGGUH kedalam air, kemudian aduk hingga larut. Siramkan secara merata keseluruh areal lahan tambak.
  • Pemasukan Air. Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukan kedalam tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25cm dan biarkan 3 hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk dengan TON. Setelah itu air simasukan hingga minimal 80cm. Perlakuan saponen bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk kedalam tambak. Untuk menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, ar dikapur dengan dolomit atau zeolit dengan dosis 300kg/ ha.
PEMILIHAN BENUR 

Benur (benih urang/udang ) yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/ SR) yang tinggi, berwarna tegas atau tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap. Penebaran BENUR setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur masih lemah dan mudah stres pada lingkungan yang baru. 

Tahap penebaran benur adalah :

=> Adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15-30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu antara air dikolam dan didalam plastik.
=> Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya. Biarkan terbuka dan terapung selama 15-30 menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam air diplastik.
=> Adaptasi kadar garam/ salinitas. Dilakukan dengan cara memercikan air tambak kedalam plastik selama 10 menit. Tujuannya agar terjadi pencampuran air yang berbeda salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air tambak.
=> Pengeluaran benur. Dilakukan dengan memasukan sebagian ujung plastik ke air tambak. Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. sisa benur yang tidak keluar sendiri, dapat dimasukan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.


PEMELIHARAAN

Pada awal budidaya sebaiknya didaerah penebaran benur disekat dengan waring/hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang perlu diperhatikan adalah kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang masih rentan tehadap perubahan kondisi air yang drasti. Untuk menjaga kualitas dan kestabilan air, setiap penambahan air baru atau maksimal 15 hari sekali diberi perlakuan TON dengan dosis 1kg per ha dan probiotik TANGGUH dosis setengah lt/ ha.

Mulai umur 30 hari dilakukan sempling untuk mengetahui perkembangan udang melalui pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Produksi bahan organik  terlarut yang berasal dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur zeolit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400kg/ha. Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON dengan dosis 1kg/ ha.

Mulai umur 60 hari keatas, yang harus diperhatikan adalah menejement kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang. Setiap menunjukan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna air keruh, kecerahan rendah ) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1kg/ha. jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi, menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin tinggi menurun akibatnya udang mudah mengalami stres, yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor, dan diam disudut-sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.

PANEN

Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) atau karena terserang penyakit (panen emergency). panen normal biasanya dilakukan pada umur lebih dari 90 hari, dengan size normal rata-rata 40-50. Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang yang ganas dalam skala luas misalnya (SEMBV / bintik putih). Selain itu ada panen persial yaitu untuk mengurangi populasi / kepadatan udang. udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/ rusak.


PAKAN UDANG

Pakan udang ada dua macam yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk). pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. pada bididaya yang semi intensif apalagi intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul sifat kanibalisme udang. Pakan pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.

Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1kg, selanjutnya setiap 7 hari sekali ditambah 1kg hingga umur 30 hari. Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan dioncho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 100-166 adalah 3jam, size 166-66 2,5jam, size 66-40 adalah 2,5jam dan kurang dari 40 adalah 1,5jam, dari pemberian. Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan VITERNA, POC NASA, dan HORMONIK yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 1 tutup botol(10cc)/ 2-3kg pakan. Untuk meratakan pencampuran, bisa ditambah dulu dengan air secukupnya.

PENYAKIT

Beberapa penyakit yang sering menyerang udang adalah :
  • Bintik putih pda udang Windu. Disebabkan oleh inveksi virus SEMBV(Sistemik Ectodermal Baculo Virus). Serangannya sangat cepat, dalam beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam dapat mati. Gejalanya : Jika udang masih hidup, berenang tidak teratur dipermukaan dan jika menabrak tanggul langsung mati, adanya bintik putih dicangkang (carapace), sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Virus dapat berkembang baik dengan cepat pada lingkungan tambak yang jelek dan kemudian menyebar lewat inang, yaitu kepiting dan udang liar, terutama udang putih. Belum ada obat untuk penyakit ini. Cara mengatasinya : dengan diusahakan agar tidak ada kepiting dan udang-udang liar masuk ke kolam budidaya.
  • Penyakit Myonecrosis atau yang lebih dikenal dengan penyakit MIO pada udang vanamel.Ciri khas dari udang terkena penyakit ini adalah adanya kematian disebagian/beberapa segmen tubuh udang. Udang yang baru terkena Mio, akan terlihat dibagian tubuh udang yang dagingnya berubah warna menjadi putih kemudian lama kelamaan akan membesar dan menyebar ke segmen disampingnya yang lama kelamaan akan berubah warna menjadi merah. Adanya dari penyaakit ini adalah adanya kematian udang secara kontinyu. Kematian biasanya akan meningkat pada saat bulan purnama atau bulan mati. Penyakit ini biasanya muncul pada musim panas pada tambak yang mempunyai kualitas air kuang stabil dan terjadi fluktuasi suhu dan PH yang terlalu tinggi, yaitu tambak dengan kepadatan plankton tinggi dan sukar dikendalikan. Selain itu juga sering muncul pada tambak dengan kandungan bahan organik tinggi.
  • Penyakit kotoran putih (White Faces Desease)  penyakit ini bisa menyerang baik pada udang windu maupun pada udang vamei. Ciri yang khas dari penyakit ini adalah munculnya kotoran putih yang mengambang ditambak. Penyebab munculnya penyakit ini adalah penurunan kualitas air akibat akumulasi bahan organik ditambak.  Gejala penyakit dimulai dari penurunan nafsu makan, biasanya muncul pada usia diatas 60 hari. Walaupun tidak mematikan secara langsung, namun bisa merugikan karena udang menjadi keropos, daging tidak maksimal dan angka konversi pakan tinggi.
Penyakit penyakit pada Udang tadi walaupun penyebab langsungnya hanya infeksi agen pembawa penyakit, namun pemicunya adalah penurunan kualitas air. Oleh karena itu pemberian TON secara rutin ke air tambak dengan dosis 1-2kg/ha setiap 15 hari sekali mutlak harus dilakukan. akan lebih baik lagi juga disertai dengan pemberian probiotik TANGGUH dosis setengah lt/ha yang berperan menguraikan bahan organik menjadi bahan tidak beracun. Selain itu kapur dolomit atau zeolit juga hrus diberikan pada saat tertentu yang memerlukan, misalnya setelah air baru, setelah hujan, pada saat udang mengambang dll.

Demikianlah Teknis Budidaya Udang Dengan Produk NASA, semoga bermanfaat.
Untuk pemesanan Produk NASA Untuk Budidaya Udang, Anda bisa menghubungi kami. Kami merupakan Distributor NASA dengan kode anggota N-388431 atas nama SUHARTINI. Alhamdulillah kami juga merupakan Stockist Resmi NASA dengan kode Stockist H.1339.

Kami melayani pemesanan produk Nasa dalam jumlah besar maupun kecil dan melayani pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia dan Mancanegara. Kami juga menerima Pendaftaran Distributor Baru NASA bagi Anda yang berminat dalam pemasaran Produk Nasa terutama Produk NASA Untuk Bandeng ini.

Hubungi Kami :
Distributor Resmi NASA N-388431
Stockist NASA H.1339
SUHARTINI (Hartini NASA)
Telp/Sms/Wa : 0857-5692-2292
Pin BB : D60FDB25
Email : hartininasa2512@gmail.com

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Teknis Budidaya Udang Dengan Produk NASA
Ditulis oleh HARTINI NASA
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://griya-nasa.blogspot.com/2017/09/teknis-budidaya-udang-dengan-produk-nasa.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Jual Pupuk Nasa | Copyright of GRIYA NASA.

DISTRIBUTOR NASA MAGELANG

Nama: Mei Rohayati
Alamat: Dsn. Semalen RT.003 RW.002
Desa Ngadirojo, Kec. Secang
Magelang (Jl. Alternatif Temanggung)
HP: 0858-7854-7715
BBM: D15B018A

DISTRIBUTOR NASA SEMARANG

Nama: Ari Kristianto
Alamat: Genuk Krajan No.19 Rt.07 Rw.04
Kel. Tegalsari, Kec. Candisari
Semarang
HP: 085-225-959595